Archive for April, 2016

PERBANDINGAN MORFOLOGI ANTAR GENUS ZINGIBERACEAE

Wednesday, April 20th, 2016

Tugas Herba dan Perdu Hutan

Dosen Bapak Atus Syahbudin

ALPINIA (LENGKUAS)

  • Daunnya terletak di bagian pangkal batang, bentuk daun bagian bawah berbeda dengan bentuk daun bagian atas.
  • Daun yang terletak di bagian pangkal batang, hanya berupa pelepah tanpa helai daun.
  • Daun yang terletak di atas pangkal batang sudah mempunyai pelepah dan helai daun.
  • Tanaman ini mampu tumbuh setinggi kurang lebih 2 meter.
  • Memiliki akar rimpang yang berwarna putih dan harum
  • Memiliki bunga yang tumbuh dari ujung batang dan memiliki duduk bunga tandan.
  • Bunga berwarna putih dan berjumlah banyak.
  • Memiliki buah dengan bentuk bola dan memiliki daging buah.
  • Mampu tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Selain itu bisa tumbuh baik pula di daerah dataran rendah dan sangat menyukai daerah yang terlindung dan juga mendapat sinar matahari yang cukup

AMOMUM (KAPULAGA)

  • Memiliki daun berseling, berbentuk lanset, berwarna hijau mengkilap, dengan banyak bintik
  • Mampu tumbuh tegak setinggi 1,5 sampai 2m , bentuk batang bulat gilig dengan diameter hingga 2,5cm, warna batang hijau gelap.
  • Memiliki akar rimpang dengan daging rimpang berwarna putih kekuningan.
  • Memiliki duduk daun tandan, tumbuh dari rimpang, dan ditutupi oleh sisik-sisik.
  • Buah berbentuk bulat, memiliki bulu dan berwarna kuning kelabu, duduk buah ketandan dengan ukuran kecil dan pendek.
  • Biji berlipat-lipat, dengan bau seperti kapur barus, sel kulit ari dan sel minyaknya berukuran agak kecil.
  • Dinding buah tipis, sel-sel lapisan dalam berbentuk persegi empat, dalam parenchym, Calcium oksalat, dalam bentuk jarum berbalur, berbulu dan berbau wangi.

ELETTARIA (KAPULAGA SEBERANG)

  • Memiliki daun berbentuk lonjong, ujungnya beberntuk runcing dengan panjang kurang lebih 30 cm dan lebar 10 cm.
  • Mampu tumbuh setinggi 2 sampai 3 meter, dengan batang basah dan pelepah daun membalut batangnya.
  • Memiliki umbi akar.
  • Duduk bunga tandan dan tumbuh dari rimpangnya.
  • Duduk buah tandan dan berbentuk bulat kecil, berwarna kuning kelabu dan sebagian memiliki bulu.
  • Pada permukaan buah terdapat 3 alur membujur yang membagi buah menjadi 3 bagian.
  • Bentuk biji bulat telur memanjang, diselubungi oleh selaput tipis berwarna coklat muda dan sebagian selaput biji tidak berwarna.

ETLINGERA (KECOMBRANG)

  • Daun 15-30 helai tersusun dalam dua baris, berseling
  • Helaian daun jorong lonjong, 20-90 cm × 10-20 cm, dengan pangkal membulat atau bentuk jantung,
  • Tepi bergelombang, dan ujung meruncing pendek, gundul namun dengan bintik-bintik halus dan rapat, hijau mengkilap, sering dengan sisi bawah yang keunguan ketika muda.
  • Batang semu bulat gilig, membesar di pangkalnya
  • Tumbuh tegak dan banyak, berdekat-dekatan, membentuk rumpun jarang, keluar dari rimpang yang menjalar di bawah tanah
  • Tinggi mencapai 5 meter.
  • Akar rimpangnya tebal, berwarna krem dan berwarna kemerah-jambuan ketika masih muda.
  • Bunga dalam karangan berbentuk gasing, bertangkai panjang 0,5-2,5 m × 1,5-2,5 cm, dengan daun pelindung bentuk jorong, 7-18 cm × 1-7 cm
  • Merah jambu hingga merah terang,berdaging, melengkung membalik jika mekar
  • Buah berjejalan dalam bongkol hampir bulat berdiameter 10-20 cm; masing-masing butir 2-2,5 cm besarnya, berambut halus pendek di luarnya, hijau dan menjadi merah ketika masak.
  • Berbiji banyak, coklat kehitaman, diselubungi salut biji (arilus) putih bening atau kemerahan yang berasa masam.
  • Tubuhnya berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias pisang-pisangan. Jika batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip jahe atau lengkuas

RIEDELIA

  • Berdaun banyak
  • Daun tunggal, berbentuk (bulat telur) memanjang.
  • Ujung dan pangkal daun runcing.
  • Pertulangan daun menyirip dan daunnya berwarna hijau pucat.
  • Umumnya pendek
  • Tinggi bisa mencapai  3 m
  • Umumnya berwarna orange, ada juga pink-kebiruan dan setelah tua berwarna cokelat.
  • Bertangkai pendek, satu dalam tangkai utama, tidak berpasangan.
  • Berbentuk kapsul yg memanjang.
  • Biji hampir sepenuhnya tertutup kulit biji.
  • Kegunaan sebagai tanaman hias.

BOESENBERGIA (TEMU KUNCI)

  • Hanya 4 – 5 lembar, hijau, panjang 30 cm
  • Tangkai daun beralur, panjang tangkai 30 cm.
  • Helai daun tegak, bentuk lanset lebar atau agak jorong, ujung daun runcing, permukaan halus.
  • Hanya 4 – 5 lembar, hijau, panjang 30 cm
  • Tangkai daun beralur, panjang tangkai 30 cm.
  • Helai daun tegak, bentuk lanset lebar atau agak jorong, ujung daun runcing, permukaan halus.
  • Berumbi, kuning muda, sebesar buah rambutan, bercabang banyak.
  • Rimpangnya berbentuk akar tunggang namun bercabang pada bagian samping dengan pertumbuhan akar yang menjulur kebawah
  • Susunan bulir di ketiak daun
  • 3 – 5 buah, putih, kadang-kadang merah muda, dengan labellum berbentuk kantong
  • Tanaman herbal temu kunci ini berbeda dengan tanaman herbal temu-temuan yang lain, sebab tumbuhnya vertikal kebawah.

CURCUMA (KUNYIT,TEMU LAWAK)

  • Daun tunggal, berbentuk lanset (bulat telur) memanjang.
  • memiliki julah helai daun tiga sampai delapan
  • Ujung dan pangkal daun runcing, tepi rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12 cm
  • Pertulangan daun menyirip dan daunnya berwarna hijau pucat
  • Batang basah atau tak berbatang
  • Tinggi tanaman bisa mencapai 1 m
  • Umbi berwarna kuning tua.
  • Akar berupa akar serabut dan berwarna coklat muda
  • Berwarna pucat, kuning pada pangkalnya, serta daun pelindungnya berwarna putih.
  • Bunga majemuk dengan panjang tangkai 16-40 cm. Panjang mahkota ±3 cm, lebar ±1±cm
  • Berwarna orange
  • Pusatnya lebih pucat
  • Kulitnya berwarna coklat
  • Aroma dan warna khas dari rimpang adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan

KAEMPFERIA (KENCUR)

  • Daun melebar dan hampir rata dengan tanah.
  • Pelapah daun berdaging
  • Batang lunak tidak berkayu
  • Batang semu yang sangat pendek terbentuk dari pelepah pelepah daun
  • Rimpang bercabang banyak dan terletak diatas tanah.
  • Akarnya sering terdapat umbi yang berada di dalam tanah warnanya putih kekuningan dan tengahnya berwarna putih dan berbau harum
  • Jumlah mahkota bunga sekitar 4 -10
  • Memiliki warna putih seperti lembayung
  • Daging buah berwarna putih
  • Kulit luar berwarna coklat
  • Buah kotak beruang 3 dan bakal buah terletak tenggelam
  • Hampir seluruh bagian tanaman kencur mengandung minyak atsiri

ZINGIBER (JAHE)

  • Daun berwarna hijau, berbentuk lonjong lancip, tulang daun sejajar ujung daun runcing, pangkal daun tumpul, permukaan halus dan licin
  • Memiliki batang berwarna hijau, tidak berkayu dan berair
  • Batang semu yang tegak lurus, berbentuk bulat dengan bulu – bulu halus.
  • Akar serabut, tumbuh pada rimpang
  • Bungai malai berbentuk bulat telur
  • Mahkota bunga berbentuk tabung, berwarna hijau kekuningan.
  • Termasuk bunga sempurna
  • Rimpang jahe mengandung minyak atsiri.

GLOBBA

  • Memiliki daun berbentuk lonjong dengan ujung runcing dengan permukaan yang halus
  • Batang berukuran kecil, tinggi kurang dari 1m
  • Perbungaan terletak di terminal

COSTUS

  • Daunnya sederhana dan spiralis dengan pangkal daun tumpul dan ditutupi oleh selubung
  • Batang tegak dan besar, mengandung cairan asam
  • Setiap bunga disokong oleh tangkai yang besar
  • Buah berbentuk kapsul

Perbandingan Morfologi dan Manfaat Bambu Tali (Asparagus Cochinchinensis) dan Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea)

Friday, April 1st, 2016

Tugas Herba dan Perdu Hutan

Dosen: Bapak Atus Syahbudin

Pada tugas kali ini, saya mencoba membandingkan 2 jenis bambu baik dari morfologi maupun dari kemanfaatannya. Kedua jenis bambu yang akan saya bandingkan adalah bambu tali ( ) dan Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea).

Jenis bambu yang pertama yaitu Bambu Tali (Asparagus cochinchinensis). Untuk morfologi dari bambu tali, pada umumnya mempunyai ukuran diameter sebesar 3-7 cm. Dalam hal ini, kesuburan tanah mempunyai pengaruh penting terhadap besar atau kecilnya diameter bambu. Bambu tali merupakan jenis bambu berwarna hijau tua dan kurang mengkilap. Untuk ketinggian/panjangnya pun bervariasi yakni antara sekitar  4 -12 meter. Bambu tali pada umumnys dapat tumbuh subur di tepi sungai.

Bambu Tali

Sumber gambar: http://flowers3.la.coocan.jp/Asparagaceae/Asparagus%20cochinchinensis.htm

Jenis bambu ini disebut bambu tali karena bambu ini bisa dimanfaatkan sebagai alat pengikat, sebagai contoh untuk mengikat bungkus tempe, yang pada umumnya tempe tradisional dibungkus dengan daun pisang atau daun jati kemudian diikat menggunakan tali yang terbuat dari bambu tali yang masih muda. Selain untuk tali, bambu wulung juga memiliki manfaat lain yaitu:

  • sebagai senjata tradisional. Bambu tali dapat dibuat senjata, misalnya dibuat bambu runcing
  • tiang bendera
  • alat/tempat menjemur pakaian
  • bahan bangunan, misalnya dibuat sebagai rangka atap rumah, alat bantu/tangga ketika para tukang bangunan membuat rumah yakni sebagai tempat berpijak ketika dalam ketinggian tertentu
  • sebagai bahan pembuat jembatan bambu/powotan
  • alat komunikasi tradisional (misalnya dibuat kentongan)
  • bahan pembuat peralatan dapur (misalnya dibuat tampah, ceting, besek/piti, kipas nasi/ilir, centong, dan sebagainya)
  • bahan pembuat kandang ternak
  • alat pemikul/mbatan
  • sebagai kayu bakar
  • membuat pagar jalan/pekarangan
  • sebagai tempat merambatnya tanaman (misalnya sebagai tempat rambatan kacang panjang, mentimun, kecipir, dan lain-lain).

Jenis Bambu yang kedua yaitu Bambu wulung (Gigantochloa atroviolacea). Bambu Wulung merupakan bambu yang warna kulitnya wulung/hitam/hijau kehitaman/ungu tua dan ada garis berwarna kuning di sepanjang batang maupun rantingnya. Diameter bambu wulung mayoritas antara 5-12 cm dengan panjang/tinggi antara 7-18 meter.

Bambu Wulung

Sumber gambar: http://www.bambubos.com/index.php?page=p002

Tunas bambu wulung atau yang masih muda atau baru muncul mempunyai ketinggian sekitar maksimal 20 cm dari permukaan tanah, dapat dimanfaatkan sebagai sayur. Rebung dapat dimasak dengan resep tongseng/tumis/oseng-oseng maupun dimasak dengan dicampur air santan kelapa. Manfaat lain dari bambu wulung antara lain:

  • membuat bambu runcing
  • sebagai bahan bangunan misalnya untuk membuat rangka atap
  • tiang bendera
  • kerajinan seperti hiasan dinding yang berupa potongan bambu yang diukir menjadi gambar pemandangan alam, hewan, dan sebagainya
  • pagar
  • tiang antena televisi
  • membuat kursi dan meja bambu
  • alat kesenian seperti kentongan dan angklung/calung
  • anyaman.

Sumber artikel: http://www.ilmupengetahuanalam.com/2015/08/ciri-khusus-6-jenis-bambu-dan-fungsinya.html